وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُم مُّنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا أَذَاقَهُم مِّنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُم بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ)
Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat[1170] daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya, |
[1170]. Yang dimaksudkan dengan rahmat disini ialah lepas dari bahaya itu. |
Ungkapan rasa syukur tentu saja tidak terbatas pada ekspresi untaian kata karena ungkapan verbal hanyalah salah satu bentuk rasa syukur. Setidaknya ungkapan syukur dapat dilakukan dalam tiga cara.
Pertama,:
Syukur dengan hati (bil qalbi). Yaitu dengan menikmati anugerah Allah yang sudah dan sedang kita perolehi. Kesalahan umat manusia yang kurang bersyukur serta lupa kepada pemberian-pemberian Allah yang sudah dan sedang dalam genggaman atau yang sudah kita raih. Ditambah lagi dengan rasa tamak atas apa yang belum kita dapat yang kebetulan sudah dimiliki orang-orang di sekitar kita.
Kedua:
Syukur dengan kata-kata (bil lisan). Adalah dengan mengucapkan kata syukur secara verbal. Diungkapkan dalam keadaan bersendirian atau di depan orang lain ( Adh Dhuha 93:11).
Dan terhadap ni'mat Tuhanmu , hendaklah kamu siarkan
Baik dengan sepatah kata “alhamdulillah” atau kata-kata ungkapan senada yang lain.
Ketiga:
Syukur dengan perilaku (bil hal). Yaitu dengan cara belajar lebih rajin dan menyebarkan ilmu yang diperolehnya . Bekerja lebih keras dan bersedekah lebih banyak bagi yang mendapat limpahan rezeki.
No comments:
Post a Comment